![Picture](/uploads/2/9/7/0/29709451/8193247.jpg)
MASA DEPAN ANAK SEORANG PEMULUNG
Pagi yang indah, ku menatap matahari yang sempurna, embun yang jatuh di dedaunan. Ku melihat anak sekolah yang pergi memakai seragam merah putih. Di dalam hati kecil sangat iri kepada mereka, karena mereka sekolah dan bisa mencapai cita-citanya. Aku hanya anak seorang pemulung, yang ngak bisa sekolah, tapi aku akan berusaha untuk membahagiakan kedua orang tua ku.
Jam menunjukkan 7.30 WIB aku pun mencari sampah keliling komplek sebuah perumahan. Di sebuah rumah kulihat ibu-ibu yang membuang sebuah buku, dengan cepat langsung aku samperin ibu itu lalu aku meminta buku yang ibu itu buang “Buk boleh saya meminta buku yang ibu buang?”, lalu ibu tersebut menjawab “Silahkan deq, mana tau buku ini berguna untuk adeq”, “Terima kasih banyak y buk, semoga Allah menbalas semua kebaikan ibu” Kata aku “Sama deq”, jawab ibu tersebut. Sangat senang aku hari ini karna dapat buku. Hari sudah sore saatnya aku menjual barang yang kudapat hari ini hanya dapat Rp. 5000, lumayan bisa untuk makan hari ini.
Sesampainya di rumah aku langsung mandi dan membaca buku yang kudapatkan, kupahami isi buku tersebut dengan cermat. Dari belakang datang ibu aku lalu berkata “buku dari siapa tuh Daniel”, lalu aku menjawab “Buku yang dibuang ma ibu-ibu di kompleks sebalah buk, lalu Daniel minta aja dari pada mubazir”, lalu ibu berkata “o, bagus lah, di pelajari ya walaupun kamu ngak sekolah tapi kalau kamu rajin pasti akan sukses”, akupun menjawab “Makasih ya buk atas motivasiya”.
Lalu ibu kebelakag menyiapkan makanan, seperti biasa makanan kami hanya sayur kangkung tanpa beras.
Berhari-hari, berminggu mingggu, berbulan-bulan mungkin bertahun-tahun (lebay ma kau Ky) aku memahami isi buku yang kupelajari, dari buku dan orang tua aku mau jadi seorang dokter yang bisa mengobati sesoraang. Beberapa hari yang lalu bapak aku meninggal, dari situ lah aku bertekad menjadi dokter. Untuk mencapai cita-cita aku, aku rajin belajar.
Suatu hari ada orang yang datang kerumah aku yang menawrkan beasiswa bagi orang ngak mampu, gratis sekolah sampai perguruan tinggi. Ibu aku langsung menerima beasiswa tersebut. Aku kejar ujian Paket A, dan Paket B. Dan aku langsung sekolah disebuah SMA favorit dan mengambil IPA. 3 tahun kemudian, aku lulus dengan nilai sempurna. Aku pun melanjutkan kesebuah perguruan tinggi negeri dan aku mengambil ilmu kedokteran, selama 7 semseter aku mempelajari tentang ilmu kedokteran. Dan akupun lulus dan berkat ketekunan aku, aku di terima menjadi dokter di sebuah rumah sakit swasta. Dan ibu akupun bangga mempunyai anak seperti aku. Yang dulunya makan hanya pakai kangkung tanpa nasi sekarang makan nasi setiap hari, dan bisa membelikan ibu rumah dan naikan haji.
Cerpen Karangan: Wahyu Rizky Ramadhan
Pagi yang indah, ku menatap matahari yang sempurna, embun yang jatuh di dedaunan. Ku melihat anak sekolah yang pergi memakai seragam merah putih. Di dalam hati kecil sangat iri kepada mereka, karena mereka sekolah dan bisa mencapai cita-citanya. Aku hanya anak seorang pemulung, yang ngak bisa sekolah, tapi aku akan berusaha untuk membahagiakan kedua orang tua ku.
Jam menunjukkan 7.30 WIB aku pun mencari sampah keliling komplek sebuah perumahan. Di sebuah rumah kulihat ibu-ibu yang membuang sebuah buku, dengan cepat langsung aku samperin ibu itu lalu aku meminta buku yang ibu itu buang “Buk boleh saya meminta buku yang ibu buang?”, lalu ibu tersebut menjawab “Silahkan deq, mana tau buku ini berguna untuk adeq”, “Terima kasih banyak y buk, semoga Allah menbalas semua kebaikan ibu” Kata aku “Sama deq”, jawab ibu tersebut. Sangat senang aku hari ini karna dapat buku. Hari sudah sore saatnya aku menjual barang yang kudapat hari ini hanya dapat Rp. 5000, lumayan bisa untuk makan hari ini.
Sesampainya di rumah aku langsung mandi dan membaca buku yang kudapatkan, kupahami isi buku tersebut dengan cermat. Dari belakang datang ibu aku lalu berkata “buku dari siapa tuh Daniel”, lalu aku menjawab “Buku yang dibuang ma ibu-ibu di kompleks sebalah buk, lalu Daniel minta aja dari pada mubazir”, lalu ibu berkata “o, bagus lah, di pelajari ya walaupun kamu ngak sekolah tapi kalau kamu rajin pasti akan sukses”, akupun menjawab “Makasih ya buk atas motivasiya”.
Lalu ibu kebelakag menyiapkan makanan, seperti biasa makanan kami hanya sayur kangkung tanpa beras.
Berhari-hari, berminggu mingggu, berbulan-bulan mungkin bertahun-tahun (lebay ma kau Ky) aku memahami isi buku yang kupelajari, dari buku dan orang tua aku mau jadi seorang dokter yang bisa mengobati sesoraang. Beberapa hari yang lalu bapak aku meninggal, dari situ lah aku bertekad menjadi dokter. Untuk mencapai cita-cita aku, aku rajin belajar.
Suatu hari ada orang yang datang kerumah aku yang menawrkan beasiswa bagi orang ngak mampu, gratis sekolah sampai perguruan tinggi. Ibu aku langsung menerima beasiswa tersebut. Aku kejar ujian Paket A, dan Paket B. Dan aku langsung sekolah disebuah SMA favorit dan mengambil IPA. 3 tahun kemudian, aku lulus dengan nilai sempurna. Aku pun melanjutkan kesebuah perguruan tinggi negeri dan aku mengambil ilmu kedokteran, selama 7 semseter aku mempelajari tentang ilmu kedokteran. Dan akupun lulus dan berkat ketekunan aku, aku di terima menjadi dokter di sebuah rumah sakit swasta. Dan ibu akupun bangga mempunyai anak seperti aku. Yang dulunya makan hanya pakai kangkung tanpa nasi sekarang makan nasi setiap hari, dan bisa membelikan ibu rumah dan naikan haji.
Cerpen Karangan: Wahyu Rizky Ramadhan